Rabu, 28 November 2007

MEMBACA AL-QURAN: "DARI WACANA MENUJU HIDAYAH"

MEMBACA AL-QURAN: “DARI WACANA MENUJU HIDAYAH”

Studi al-Quran telah membawa para peminat studinya menikmati wacana al-Quran dari berbagai sudut pandang (pendekatan), metode dan orientasi pembahasannya. Sudah sedemikian banyak simpulan-simpulan penting atas nama al-Quran yang dihasilkan oleh para peminat studinya. Tetapi, keasyikan para peminat studi al-Quran dalam melakkan kajian terhadapnya terkadang menjadikan mereka lupa untuk mencari pesan-pesan moral penting al-Quran yang sesungguhnya menjadi elan-vitalnya. Al-Quran terkesampingkan menjadi bahan kajian yang menghasilkan simpulan-simpulan ilmiah belaka yang semakin jauh dari fungsinya sebagi hidayah bagi umat manusia, utamanya umat Islam yang merindukan hidayah Allah darinya.

Al-Quran sebagai Hidayah
Al-Quran di samping sebagai sumber ilmu pengetahuan, merupakan sumber utama ajaran Islam, di dalamnya terkandung hidayah bagi setiap pembacanya, utamanya setiap muslim dan umat Islam, dalam menjalani kehidupan ini agar selamat dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ada beberapa macam bentuk hidayah Allah dari al-Quran kepada umat manusia:
Pertama, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Ajaran al-Quran membimbing manusia agar keluar dari kegelapan berupa kekafiran, kesesatan, dan kebodohan menuju cahaya Ilahi berupa keislaman, keimanan, dan ilmu pengetahuan. Allah berfirman,
      ••          
''Alif, lâm râ. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS Ibrahim [14]: 1).
Kedua, membimbing kehidupan manusia menuju jalan yang lurus, baik, dan adil. Ini dicapai dengan mengikuti ajaran Islam yang sahih (valid) dan jalan tauhid yang ditunjukkan al-Quran. Allah berfirman:
•            •   
“Sesungguhnya al-Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS al-Isra’ [17]: 9).
Ketiga, memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman dan peringatan kepada orang-orang yang ingkar (al-Kuffâr, jama’ dari al-Kâfir). Al-Quran menjelaskan bahwa orang-orang beriman melalui amal saleh yang mereka lakukan, akan mendapat pahala berlipat ganda dan masuk ke dalam surga Allah di akhirat. Sebaliknya, orang-orang yang ingkar (al-Kuffâr, jama’ dari al-Kâfir) akan mendapat balasan buruk di akhirat. Allah berfirman:
•            •     •         
“Sesungguhnya al-Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (9) Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.”.(10) (QS al-Isra’ [17]: 9-10).
Keempat, al-Quran menyembuhkan hati manusia dan rahmat bagi orang-orang beriman. Ia menyembuhkan dua macam penyakit, penyakit hati dan akhlak tercela. Penyakit hati bersumber dari akidah yang salah tentang Allah, malaikat, rasul-rasul, hari akhirat, qadha, dan qadar. Kesalahan keyakinan ini membuat hati sakit, gelisah, dan bingung. Al-Quran juga menyembuhkan penyakit hati, berupa “akhlak tercela”, yaitu penyakit yang diakibatkan kerusakan hati manusia. Allah berfirman:
             
“Dan kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isra’ [17]: 82).
Kelima, berisikan nasihat dan ‘ibrah (pelajaran). Nasihat al-Quran berisikan ajakan kepada manusia untuk melakukan ketaatan dan kebaikan dan (ajakan) mengambil pelajaran (‘ibrah) dari kisah-kisah umat terdahulu yang dijelaskan al-Quran. Firman Allah SWT:
                       
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” QS Yusuf [12] 111).
Hidayah di atas dapat diperoleh dengan mengimani, selalu membaca, memahami, merenungkan dan mengamalkan kandungan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekadar “berwacana”.

Tidak ada komentar: