Minggu, 23 Desember 2007

AMANAT KEHIDUPAN

AMANAT KEHIDUPAN

Perjalanan setiap orang – di dunia ini -- selalu memberikan pelajaran bahwa tidak ada satu pun yang abadi. Jabatan dan kekuasaan yang dimiliki seseorang selalu ada batasnya. Orang yang sebelumnya dihormati dan dimuliakan dengan sangat cepat dapat menjadi orang yang hina dan pesakitan. Orang yang kaya pun dapat dengan sangat tiba-tiba menjadi miskin. Begitu juga sebaliknya, orang yang beberapa bulan atau tahun lalu bukan ''siapa-siapa'', bisa jadi kini sudah menjadi ''orang hebat''.
Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya,

“Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (26) Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam, Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup . Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (27) (QS Âli ‘Imrân [3]: 26-27).
Demikian pula dengan diri kita. Kita pun berputar dan mengalami pertumbuhan dari asalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian kembali kepada-Nya. Dari anak-anak, remaja, dewasa dan menjadi tua.
Allah SWT berfirman,

''Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.'' (QS al-Baqarah [2]: 28).
Dalam ayat lainnya dijelaskan,

''Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami-(nya).'' (QS al-Mu’min [40]: 67).
Itulah yang disebut sunnatullah. Semuanya berjalan dan berputar sesuai dengan kehendak Yang Kuasa, Allah SWT. Allah yang memberikan amanah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dan, Allah pula yang mencabut amanah tersebut.
Dalam konteks (kaitannnya dengan hal) ini, maka apa pun yang kita miliki dan bahkan diri kita adalah amanah kehidupan dari Allah. Kita harus menjaga dan menjalankan amanah tersebut sesuai dengan apa yang diperintahkan dan diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Karenanya, janganlah kita terlena dengan segala apa yang kita miliki, terutama jabatan (kedudukan) dan kekayaan. Sebab, semua itu adalah cobaan dan amanat.
Allah SWT berfirman,

''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.'' (QS al-Anfâl [8]: 27).

Wallâhu A'lam bish-Shawâb.

Tidak ada komentar: