Minggu, 05 Agustus 2007

HAKIKAT SYUKUR

HAKIKAT SYUKUR

''Ada dua kenikmatan yang membuat kebanyakan manusia terpedaya (terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala), yaitu kesehatan dan waktu luang.'' (HR Bukhari).

Syukur yang mempunyai arti mengakui nikmat Allah SWT tidak saja dikerjakan hanya dengan cara mengucapkan Hamdalah ketika mendapatkan nikmat dari-Nya. Hadis di atas menunjukan hakikat syukur yang sebenarnya. Kebanyakan manusia tidak menggunakan kesehatan dan waktu luang untuk beribadah dan mengerjakan hal-hal yang positif. Hal ini mengandung pengertian syukur yang sebenarnya adalah pengejewantahan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya.

Bukti mensyukuri nikmat harta adalah membelanjakannya di jalan Allah SWT. Bukti mensyukuri nikmat kekuasaan adalah menjadi pemimpin yang adil dan berusaha sekuat tenaga mensejahterakan rakyatnya. Bukti mensyukuri nikmat ilmu adalah mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.

Begitupun bukti mensyukuri nikmat-nikmat yang lain adalah mempergunakannya hanya untuk beribadah kepada Allah. Karena, seluruh kebaikan di dunia ini merupakan ibadah kepada Sang Khalik. Dalam Alquran Allah SWT telah banyak memberikan pelajaran tentang orang-orang yang diadzab karena tidak mensyukuri nikmat nikmat-Nya.

Di antaranya, Fira`un ditenggelamkan bersama bala tentaranya karena kufur terhadap nikmat kekuasaan, Qarun ditenggelamkan ke dalam perut bumi bersama harta bendanya karena kufur terhadap nikmat harta, Allah juga mengadzab Hamman karena kufur nikmat kepintaran yang Allah berikan terhadapnya.

Semua ini merupakan bukti dari firman-Nya, ''Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'' (QS Ibrahim [14]:7).

Langkah awal menjadi hamba yang bersyukur adalah berdoa kepada Allah SWT. Secara langsung, Allah SWT mengajarkan doa tersebut di dalam Alquran, ''Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.'' (QS Al Ahqaf [46]: 15).

Wallahu a`lam bi ash-Shawab.

Tidak ada komentar: