Minggu, 21 September 2008

I'TIKAF

I'TIKÂF

I'tikâf dalam pengertian bahasa berarti berdiam diri yakni tetap di atas sesuatu. Sedangkan dalam pengertian syari'ah agama, i'tikaf berarti berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan suci Ramadhan, dan lebih dikhususkan sepuluh hari terakhir untuk mengharapkan datangnya Lailatul Qadr. Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda :

صحيح البخارى - (ج ٧ / ص ۳۸۳)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ .

صحيح مسلم - (ج ۳ / ص ١٧٤)

عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ.

"Dari ‘Abdullah ibnu Umar dan ‘Aisah ra. ia berkata: Rasulullah saw. biasa ber-i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan." (Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim)

صحيح البخارى - (ج ٧ / ص ٤١۸)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا .

"Dari Abu Hurairah R.A. ia berkata, Rasulullah SAW. biasa ber-i'tikaf pada tiap bulan Ramadhan sepuluh hari, dan tatkala pada tahun beliau meninggal dunia beliau telah ber-i'tikaf selama dua puluh hari. (Hadis Riwayat Bukhari).

Sebagian ulama mengatakan bahwa ibadah i'tikaf hanya bisa dilakukan dengan berpuasa.

Tujuan I'tikaf.

1. Dalam rangka menghidupkan sunnah sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dalam rangka pencapaian ketakwaan hamba.

2. Sebagai salah satu bentuk penghormatan kita dalam meramaikan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat dari Allah swt.

3. Menunggu saat-saat yang baik untuk turunnya Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan ibadah seribu bulan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam QS al_Qadar, 97: 3.

4. Membina rasa kesadaran imaniyah kepada Allah dan tawadlu' di hadapan-Nya, sebagai mahluk Allah yang lemah.

Rukun I'tikaf.

I'tikaf dianggap sah apabila dilakukan di masjid dan memenuhi rukun-rukunnya sebagai berikut :

1. Niat. Niat adalah kunci segala amal hamba Allah yang betul-betul mengharap ridha dan pahala dari-Nya.

2. Berdiam di masjid. Maksudnya dengan diiringi dengan tafakkur, dzikir, berdo'a dan lain-lainya.

3. Di dalam masjid. i'tikaf dianggap sah bila dilakukan di dalam masjid, yang biasa digunakan untuk shalat jamaah. Berdasarkan hadis Rasulullah saw.

سنن أبى داود - (ج ٧ / ص ۳۳٠)

وَلاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ فِى مَسْجِدٍ جَامِعٍ.

"Dan tiada i'tikaf kecuali di masjid jami' (H.R. Abu Dawud dari ‘Aisah r.a.)

4. Islam dan suci serta akil baligh.

Cara ber-i'tikaf.

1. Niat ber-i'tikaf karena Allah.

2. Berdiam diri di dalam masjid dengan memperbanyak berzikir, tafakkur, membaca do'a, bertasbih dan memperbanyak membaca Al-Qur'an.

3. Diutamakan memulai i'tikaf setelah shalat subuh, sebagaimana hadis Rasulullah saw.

صحيح مسلم - (ج ٧ / ص ۳٦٥)

عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْتَكِفَ صَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ دَخَلَ مُعْتَكَفَهُ .

"Dan dari Aisah, ia berkata bahwasannya Nabi saw. apabila hendak ber-i'tikaf beliau shalat subuh kenudian masuk ke tempat i'tikaf. (H.R. Muslim dari ‘Aisyah r.a.)

4. Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna. Dan disunnahkan memperbanyak membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Ya Allah sesungguhnya Engkau Pemaaf, Mencinta Maaf, maka maafkanlah daku.

Waktu I'tikaf.

1. Menurut mazhab Syafi'I, i'tikaf dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu apa saja, dengan tanpa batasan lamanya seseorang ber-i'tikaf. Begitu seseorang masuk ke dalam masjid dan ia niat ber-i'tikaf maka sahlah i'tikafnya.

2. I'tikaf dapat dilakukan selama satu bulan penuh, atau dua puluh hari. Yang lebih utama adalah selama sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan sebagaimana dijelaskan oleh hadis di atas.

Hal-hal yang membatalkan I'tikaf.

1. Berbuat dosa besar.

2. Bercampur dengan istri.

3. Hilang akal karena gila atau mabuk.

4. Murtad (keluar dari agama).

5. Datang haid atau nifas dan semua yang mendatangkan hadas besar.

6. Keluar dari masjid tanpa ada keperluan yang mendesak atau uzur, karena maksud i'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan hanya untuk ibadah.

7. Orang yang sakit dan membawa kesulitan dalam melaksanakan i'tikaf.

Hikmah Ber-i'tikaf .

1. Mendidik diri kita lebih taat dan tunduk kepada Allah.

2. Seseorang yang tinggal di masjid mudah untuk memerangi hawa nafsunya, karena masjid adalah tempat beribadah dan membersihkan jiwa.

3. Masjid merupakan madrasah ruhiyah yang sudah barang tentu selama sepuluh hari ataupun lebih hati kita akan terdidik untuk selalu suci dan bersih.

4. Tempat dan saat yang baik untuk menjemput datangnya Lailatul Qadar.

5. I'tikaf adalah salah satu cara untuk meramaikan masjid.

6. Dan ibadah ini adalah salah satu cara untuk menghormati bulan suci Ramadhan.

1 komentar:

wanawot mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr Wb.
Mau nanya.. Apa yang dimaksud dengan "tempat Iktikaf" seperti pada hadis yang diriwayatkan Aisah. Apakah itu tempat khusus (kamar) yang berada dalam masjid untuk Rosulullah yang digunakan Iktikaf setelah subuh. Apa kira-2 yang dikerjakan Rosulullah ditempat iktikaf itu dan sampai jam berapa kira-2, mungkin sampai waktu dhuhur, trus setelah dhuhur ke "tempat iktikaf" itu, atau bagaimana? mohon penjelasan.