Jumat, 05 September 2008

JADIKAN ISLAM SEBAGAI PILIHAN HIDUP

Jadikan Islam Sebagai Pilihan

Ketika kita memutuskan untuk kuliah di sebuah perguruan tinggi idaman kita, pastikan bahwa itu adalah pilihan kita. Sebuah pilihan adalah bentuk tanggung jawab. Sebab, sangat mengherankan jika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu sama sekali tanpa pilihan. Tentu saja, untuk bisa menentukan sebuah pilihan, kita akan melakukan berbagai pertimbangan. Dalam kasus pemilihan tempat kuliah, akan dipertimbangkan: biaya; masa depan jurusan akademik yang kita inginkan; kondisi tradisi belajar di kampus tersebut; dan juga kondisi masyarakat sekitar kampus; termasuk tentunya tradisi keilmuan agamanya di kampus tersebut. Data-data yang kita dapatkan bisa dijadikan pertimbangan kita untuk memutuskan sebuah pilihan. Harapannya pilihan tersebut memang menentukan start awal untuk keberhasilan masa depan yang ingin kita raih.
Kehidupan di kampus yang sudah pasti adalah belajar untuk mengejar keilmuan di bidang akademik. Itu sudah jelas demikian. Bahkan sudah terukur tingkat keberhasilan kita dari nilai-nilai ujian yang kita dapatkan. Hanya saja, hidup kita di dunia bukan semata mengumpulkan pengetahuan umum sesuai bidang yang kita ambil di sebuah fakultas, bukan pula sebatas mengejar nilai bagus agar bisa lulus secepat mungkin dengan gelar yang membuat kita bangga, orangtua bangga, dan bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan penghasilannya. Bukan semata untuk itu. Terlalu sederhana jika merancang hidup hanya untuk tujuan kecil seperti ini.
Hidup adalah tumbuh kembang diri kita dengan lingkungan sekitar kita. Kemampuan yang kita miliki sebagai manusia tentu saja bukan semata untuk kepentingan diri kita sendiri. Tapi ada kemampuan yang kita miliki untuk kepentingan orang lain. Menjadi mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik adalah kebahagiaan bagi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Namun, kehidupan bukan hanya sebatas lingkaran tersebut. Masih ada lingkaran lain yang lebih luas yang menjadi ladang untuk amal kita, yakni masyarakat.
Lagipula, dunia akademik bukanlah satu-satunya jalan yang bisa menjadikan kita berharga di mata orang lain. Sehingga kita hanya fokus ke arah sana. Masih ada dunia lain yang bisa menjadikan kita berharga, bukan saja bagi diri kita sendiri, bagi orang di sekitar kita, tapi sekaligus berharga di hadapan Sang Pencipta kita. Ya, kita bisa menjadi berharga karena kita menjadikan Islam sebagai jalan hidup kita. Pilihan hidup kita. Tanpa iman dan Islam, kita bukanlah apa-apa. Tak ada bedanya dengan orang kafir. Sama-sama memiliki mata, memiliki hidung, memiliki anggota tubuh, memiliki jantung, memiliki akal, memiliki kebahagiaan, tapi ada yang membedakan, yakni iman. Itu yang membedakan antara manusia yang muslim dengan manusia yang belum beriman (atau lebih parahnya kafir). Sama-sama manusia, tapi kita beriman kepada Allah Swt., sementara mereka yang kafir mengingkari keberadaan dan syariatNya. Atau setidak-tidaknya, mereka belum beriman dengan benar. Tentu sangat berbeda, bukan?
Mengkaji Islam, Why Not?
Jangan merasa ragu belajar Islam jika kita kuliah di perguruan tinggi umum. Justru sebaliknya harus merasa bangga bisa belajar Islam meski di lingkungan pendidikan yang umum. Mungkin akan sangat wajar ketika ada orang yang belajar Islam di perguruan tinggi yang khusus mempelajari Islam. Mengapa mereka dinilai wajar? Gampang saja. Karena mereka hidup di lingkungan yang nyaris homogen, yakni mengerti Islam dan dikondisikan dengan nilai-nilai Islam. Berbeda dengan mereka yang hidup di lingkungan pendidikan umum, selain minimnya akses untuk mengkaji Islam, juga suasana kehidupannya relatif lebih liberal alias bebas. Ini memang tantangan yang tak ringan. Itu sebabnya, keberadaan kita di lembaga pendidikan umum bukan halangan untuk mengkaji Islam. Ya, bukan alasan untuk tidak mengkaji Islam. Karena perintah Rasulullah saw. untuk mencari ilmu agama itu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah.
Maka, memilih aktif di lembaga kampus yang berlabel Islam bukanlah aib, bukan pula statusnya sebagai anak-anak buangan dari kegiatan ekstrakurikuler. Justru sebaliknya kita harus merasa bangga karena bisa berhasil mengkaji Islam di lembaga pendidikan umum. Sebab, menjadi aktivis dakwah kampus adalah pilihan tepat karena kita bisa menyalurkan kreativitas dan aspirasi kita atas pilihan utama kita, yakni Islam. Islam yang kita pilih sebagai the way of life, coba diterapkan dalam berorganisasi dengan yang lain untuk saling memperkaya wawasan dan bertukar pikiran.
Saudaraku, ikut terlibat dan melibatkan diri dalam lembaga dakwah kampus, insya Allah akan memperkuat keilmuan dan keimanan kita. Sebabnya apa? Ya, karena komunitas pengkajian Islam itu adalah wadah yang pas untuk mengembangkan potensi yang kita miliki. Menumbuhkan sikap peduli, saling percaya, berbagi tanggung jawab, sekaligus belajar mengorganisir banyak orang demi tujuan utama izzul Islam wal muslimin (kemualiaan Islam dan kaum muslimin).
Ngaji Lancar, Kuliah Aman
Menjadi Santri Kampus itu keren. Why? Karena ilmu agama dapat, ilmu umum juga kita raih. Kebahagiaan dunia-akhirat insya Allah sudah kita rintis ketika memutuskan untuk mengkaji Islam dan aktif terlibat dan melibatkan diri di lembaga keislaman kampus sekaligus tetap menjadi mahasiswa berprestasi dalam bidang akademik. Seharusnya memang bisa dilakoni dua-duanya: ngaji lancar, kuliah aman. Sebabnya apa?
Manusia yang normal pasti memiliki kekuatan untuk fokus. Nah, ini bisa kita manfaatkan untuk fokus mengkaji Islam sekaligus fokus belajar ilmu umum. Maksud fokus dalam hal ini adalah serius untuk memperhatikan. Nah, karena dua-duanya penting, dua-duanya menjadi prioritas utama, seharusnya bisa searah sejalan. Alhamdulillah banyak fakta yang menunjukkan kondisi ini. Sebab, sebagai seorang muslim, hidup adalah ibadah dan perjuangan, sehingga belajar akan terasa lebih nyaman karena bernilai ibadah: baik belajar ilmu agama maupun ilmu umum.
Selain kekuatan untuk fokus, setiap manusia juga memiliki kekuatan untuk disiplin. Ini bahkan sudah alami. Keteraturan dalam merancang “jalan hidup” jelas menunjukkan bahwa manusia itu memiliki kekuatan untuk disiplin. Tentu, disiplin juga adalah sebuah kekuatan. Buktinya, kita bisa teratur masuk kerja atau kuliah. Itu salah satu tanda disiplin. Maka, jika ingin mengembangkan pribadi kita, kita bisa mengoptimalkan kekuatan disiplin kita. Kita bisa berlatih sesuai jadwal, kita bisa mengerjakan sesuai urutan waktu. Kalau gagal atau terlewat sudah tahu risiko dan akibatnya. Bagaimana?
Kemudian, supaya ngaji lancar dan kuliah aman, insya Allah bisa dilakukan dengan dukungan kemampuan kita sebagai manusia untuk berpikir dan belajar. Ya, setiap manusia sudah diberikan kemampuan yang lebih dari hewan, yakni bisa berpikir. Sayangnya, banyak manusia yang tak menyadari kekuatan berpikir ini. Buktinya masih ada saja yang malas berpikir. Padahal di al-Quran amat banyak ayat yang menganjurkan kita untuk banyak berpikir, sekaligus ‘sindiran’ kepada mereka yang tak mau berpikir. Sayang sekali bukan, jika otak yang sudah dibekali kemampuan untuk berpikir ini dibiarkan “jongkok” terus. Tak digunakan. Sungguh terlalu!
Oya, manusia juga masih memiliki kekuatan yang tak boleh diremehkan, yakni kekuatan mewujudkan impian. Subhanallah, mimpi itu sering menjadi kenyataan jika kita yakin akan bisa meraihnya. Rasulullah saw. sudah membuktikan kekuatan mewujudkan impian sekaligus mencontohkan bagi kita, ketika Rasulullah saw. berhasil menjadikan Islam sebagai agama terbesar di dunia. Rasulullah saw. bahkan sudah menjanjikan penaklukan Konstantinopel dan terbukti di kemudian hari. Impian bisa diwujudkan asal kita percaya dan yakin bisa melakukannya.
Itu sebabnya, menjadi mahasiswa muslim yang belajar di perguruan tinggi umum bukan halangan untuk mengkaji Islam. Jangan pula keberadaan kita di lembaga pendidikan umum dijadikan alasan untuk perbuatan liberal kita. Sebagai Muslim, berarti wajib senantiasa terikat dengan ajaran Islam dan menjadikan Islam sebagai pilihan hidup. Allah Swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan” (QS al-Baqarah [2]: 208)
Semoga Allah Swt. menunjuki kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoiNya, yakni Islam. Semoga Allah Swt. memudahkan segala urusan yang kita lakukan.

Wallahu ’Alam

Tidak ada komentar: