Minggu, 30 September 2007

BERJIHAD MENGHADAPI MUSUH

BERJIHAD MENGHADAPI MUSUH

Allah Swt memerintahkan untuk mempersiapkan kekuatan dan mengatur strategi menghadapi musuh sebelum berjihad. Salah satu hal yang membantu tercapainya kemenangan adalah pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan musuh, serta tipu dayanya. Karena itu pula al-Quran banyak menguraikan sifat-sifat setan, nafsu manusia, orang kafir, dan orang munafik. Al-Quran dan hadis Nabi Saw. juga memberi petunjuk tentang cara menghadapi setan dan nafsu manusia, serta petunjuk mengenai batasan-batasan jihad dengan menggunakan senjata.
Berjihad Menghadapi Setan dan Nafsu
Kita semua sudah maklum, bahwa sumber segala kejahatan adalah setan yang sering menggunakan kelemahan nafsu manusia. Setan adalah nama yang paling populer di antara nama-nama si perayu kejahatan. Begitu populernya sehingga menyebut namanya saja. terbayanglah. kejahatan itu. Nama setan dikenal dalam ketiga agama samawi: Yahudi, Nasrani dan Islam. Konon kata setan berasal dari bahasa Ibrani. yang berarti "lawan/musuh". Tetapi, barangkali juga berasal dari bahasa Arab, syaththa yang berarti "tepi", dan syatha yang berarti "hancur dan terbakar", atau syathatha yang berarti "melampaui batas".
Setan, karena jauh dari rahmat Allah, akan hancur dan terbakar di neraka. Setan selalu di tepi, memilih yang ekstrem dan melampaui batas. Bukankah seperti sabda Nabi saw. , "Khair al-umûri ausâthuhâ" (Sebaik-baik sesuatu itu adalah yang moderat, yang di tengah) Demikian halnya kedermawanan yang berada di antara keborosan dan kekikiran, dan keberanian berada di tengah antara takut dan ceroboh. Konon kata devil di dalam bahasa Inggris terambil dari kata do yang berati melakukan dan evil yang berarti kejahatan. Dengan demikian setan adalah "yang melakukan kejahatan."
Setan terjahat bernama Iblis. Sebagian pakar Barat berpendapat bahwa kata Iblis asalnya adalah dari bahasa Yunani Diabolos yang mengandung arti memasuki dua pihak untuk menghasut dan memecah belah. Diabolos adalah gabungan Dia yang berarti ketika, dan Ballein yang berarti melontar. Hingga kemudian secara majazi berarti demikian. Dari bahasa Arab, Iblis diduga terambil dari akar kata ablasa yang berarti putus harapan, karena Iblis telah putus harapannya masuk ke surga. Demikian tulis Abbas al-’Aqqad dalam bukunya, Iblis.
Yang jelas Allah Swt. tidak menciptakan setan secara sia-sia. Sejak manusia mengenalnya, sejak itu pula terbuka lebar pintu kebaikan bagi manusia, karena dengan mengenalnya, dan mengetahui sifat-sifatnya, manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk, bahkan dapat mengenal substansi kebaikan. Kebaikan bukan sekadar sesuatu yang tidak jelek atau jahat, bukan pula sekadar lawan kejelekan atau kejahatan. Wujud kebaikan baru nyata pada saat kejahatan yang adaitu diabaikan, lalu dipilihlah yang baik. Itu sebabnya manusia melebihi malaikat, karena kejahatan tidak dimiliki malaikat, sehingga mereka tidak dapat tergoda. Manusia dapat menjadi setan pada saat ia enggan memilih yang baik lalu merayu yang lain untuk memilih kejahatan.
tA$s% !$yJÎ6sù ‘ÏZoK÷ƒuqøîr& ¨by‰ãèø%V{ öNçlm; y7sÛºuŽÅÀ tLìÉ)tFó¡ãKø9$# ÇÊÏÈ §NèO Oßg¨Yu‹Ï?Uy .`ÏiB Èû÷üt/ öNÍk‰É‰÷ƒr& ô`ÏBur öNÎgÏÿù=yz ô`tãur öNÍkÈ]»yJ÷ƒr& `tãur öNÎgÎ=ͬ!$oÿw¬ ( Ÿwur ߉ÅgrB öNèdtsVø.r& šúï̍Å3»x© ÇÊÐÈ
16. Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS Al-A'raf [7]: 16-17).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa setan akan menghadang dan merayu manusia dari empat penjuru: depan, belakang, kanan dan kiri. Sehingga tinggal dua penjuru yang aman, yaitu arah atas: “lambang kehadiran Allah Swt. “, dan arah bawah: “lambang kesadaran manusia“ akan kelemahannya di hadapan Allah Swt. Manusia harus berlindung kepada Allah, sekaligus menyadari kelemahannya sebagai makhluk, agar dapat selamat dari godaan dan rayuan setan.
Ulama-ulama menggambarkan godaan setan seperti serangan virus, yaitu seseorang tidak akan terjangkiti olehnya selama memiliki kekebalan tubuh. Imunisasi menjadi cara terbaik untuk memelihara diri dari penyakit jasmani. Kekebalan jiwa diperoleh saat berada di arah "atas" maupun "bawah". Al-Quran surat an-Nisa ayat 76 menggarisbawahi bahwa:
tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä tbqè=ÏG»s)ム’Îû È@‹Î6y™ «!$# ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqè=ÏG»s)ム’Îû È@‹Î6y™ ÏNqäó»©Ü9$# (#þqè=ÏG»s)sù uä!$u‹Ï9÷rr& Ç`»sÜø‹¤±9$# ( ¨bÎ) y‰øŠx. Ç`»sÜø‹¤±9$# tb%x. $¸ÿŠÏèÊ
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Ini tentu bagi mereka yang memiliki kekeba1an jiwa. Ini menjadi dasar al-Quran memerintahkan manusia untuk ber-ta'awwudz memohon perlindungan- Nya saat terasa ada godaan, sebagaimana dalam berjihad seorang Muslim dianjurkan banyak berzikir, antara lain dengan menyebut atau memekikkan ka1imat takbir "Allahu Akbar".
Al-Quran surat terakhir menggambarkan setan sebagai al-waswas, al-khannas. Kata al-waswas pada mulanya berarti suara yang sangat halus, lantas makna ini berkembang hingga diartikan bisikan-bisikan hati. Biasanya digunakan untuk bisikan-bisikan negatif. karena itu sebagian ulama tafsir memahami kata ini sebagai setan. Menurut mereka setan sering membisikkan rayuan dan jebakannya ke dalam hati seseorang.
Kata al-khannas terambil dari kata khanasa yang berarti kembali, mundur, melempem, dan bersembunyi. Dalam surat An-Nas kata tersebut dapat berarti: (a) Setan kembali menggoda manusia pada saat manusia lengah dan melupakan Allah, atau (b) Setan mundur dan melempem pada saat manusia berzikir dan mengingat Allah.
Pendapat kedua ini didukung hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari -walaupun dalam bentuk mu 'allaq berasal dart Ibnu Abbas- yang berkata bahwa Nabi Saw. bersabda,
إِنَّ الشّيْطَانَ جَاَثِمٌ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإِذَا غَفِلَ وَسْوَسَ وَإِذَا ذَكَرَ اللهَ خَنَسَ
Sesungguhnya setan itu bercokol di hati putra Adam. Apabila ia berzikir, setan itu mundur menjauh, dan bila ia lengah, setan berbisik.
Ini berarti bahwa setan dapat mundur dan melempem, atau bersembunyi, jika manusia melakukan zikir kepada Allah.
Di atas telah dikemukakan bahwa setan, baik dari jenis jin dan manusia selalu berupaya untuk membisikkan rayuan dan ajakan negatif, yang dalam surat An-Nas disebut yuwaswisufi shudurin-nas. Dalam konteks ini, Al-Quran mengingatkan:
$¨BÎ)ur š¨Zxîu”\tƒ z`ÏB Ç`»sÜø‹¤±9$# Øø÷“tR õ‹ÏètGó™$$sù «!$$Î/ 4 ¼çm¯RÎ) ìì‹ÏJy™ íOŠÎ=tæ ÇËÉÉÈ žcÎ) šúïÏ%©!$# (#öqs)¨?$# #sŒÎ) öNåk¡¦tB ×#Í´¯»sÛ z`ÏiB Ç`»sÜø‹¤±9$# (#r㍞2x‹s? #sŒÎ*sù Nèd tbrçŽÅÇö7•B ÇËÉÊÈ
200. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada ِِAllah[1] Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
201. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari saitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS Al-A'raf [7]: 200-201)
Tidak mudah membedakan antara rayuan setan dan nafsu manusia. Ulama-ulama. khususnya para sufi, menekankan bahwa pada hakikatnya manusia tidak mengetahui gejolak nafsu dan bisikan hati. kecuali bila dapat melepaskan diri dari pengaruh gejolak tersebut. Al- Tustari seorang sufi agung menyatakan:
Tidak mengetahui bisikan syirik kecuali orang Muslim. tidak mengetahui bisikan kemunafikan kecuali orang Mukmin. demikian juga bisikan kebodohan kecuali yang berpengetahuan. bisikan kelengahan kecuali yang ingat. bisikan kedurhakaan kecuali yang taat, dan bisikan dunia kecuali dengan amalan akhirat.
Bisikan-bisikan tersebut dapat ditolak dengan jihad. yang dilakukan dengan menutup pintu-pintu masuknya. atau dengan mematahkan semua kekuatan kejahatannya. Banyak pintu masuk bisikan negatif ke dalam dada manusia, antara lain:
Ambisi yang berlebihan dan prasangka buruk terhadap Tuhan. Ini melahirkan budaya mumpung serta kekikiran. Pintu masuk tersebut dapat ditutupi dengan keyakinan terhadap kemurahan Ilahi. serta rasa puas terhadap hasil usaha maksimal yang halal.
Gemerlap duniawi. Pintu ini dapat tertutup dengan sikap zuhud dan kesadaran ketidakkonsistenan kehidupan duniawi. Di siang hari Anda dapat melihat seorang kaya, berkuasa, atau cantik, dan menarik. tetapi pada sore hari semuanya dapat hilang seketika.
Merasa lebih dari orang lain. Setan biasanya membisikkan kalimat-kalimat yang mengantarkan mangsanya merasa bahwa yang telah dan sedang dilakukannya adalah benar dan baik. Pintu masuk ini dapat dikunci dengan kesadaran bahwa penilaian Tuhan ditetapkan dengan memperhatikan keadaan seseorang hingga akhir usianya.
Memperkecil-dosa atau kebaikan. Sehingga mengantarkan yang bersangkutan melakukan dosa dengan alasan dosa kecil. atau enggan berbuat baik dengan alasan malu karena amat sederhana. Ini mesti ditampik dengan menyadari terhadap siapa dosa dilakukan. yakni terhadap Allah. Juga kesadaran bahwa Allah tidak menilai bentuk perbuatan semata-mata. tetapi pada dasarnya menilai niat dan sikap pelaku.
Riya' (ingin dipuji baik sebelum. pada saat. maupun sesudah melakukan satu aktivitas) . Hal ini dihindari dengan menyadari bahwa Allah tidak akan menerima sedikit pun amal yang dicampuri pamrih.
Sufi besar Al-Muhasibi menjelaskan bahwa setan amat pandai menyesuaikan bisikannya dengan kondisi manusia yang dirayunya. Orang-orang durhaka digodanya dengan mendorong yang bersangkutan meninggalkan ketaatan kepada Allah dan dibisikan kepadanya bahwa perbuatannya (yang buruk) adalah baik/indah. Upaya setan itu biasanya langsung mendapat sambutan mangsanya.
Adapun terhadap orang yang taat kepada Allah, bisikan setan dilakukan dengan cara mendorong agar menmggalkan amalan-amalan sunah dengan berbagai dalih, misalnya, letih atau mengganggu konsentrasi saat mengamalkannya, bahkan menimbulkan pikiran-pikiran yang dapat mengurangi nilai amal ibadah, Hal-hal tersebut dapat di tampik dengan zikir, meningat Allah. melaksanakan tuntunan-tuntunannya. serta menyadari kelemahan. dan kebutuhan manusia kepada-Nya. .
Di sisi lain perlu diingat bahwa kemiskinan. kebodohan. dari penyakit merupakan senjata-senjata setan sekaligus menjadi ,iklim yang mengembangbiakkan virus-virus kejahatan .
ß`»sÜø‹¤±9$# ãNä.߉Ïètƒ tø)xÿø9$# Nà2ããBù'tƒur Ïä!$t±ósxÿø9$$Î/ ( ª!$#ur Nä.߉Ïètƒ ZotÏÿøó¨B çm÷ZÏiB WxôÒsùur 3 ª!$#ur ììÅ™ºur ÒOŠÎ=tæ
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia[2]. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS Al-Baqarah [2]: 268).
Penyakit juga merupakan senjata setan. Perhatikan keluhan Nabi Ayyub a.s.yang diabadikan Al-Quran pada QS Shad [38] : 41 ketika menderita penyakit menahun.
öä.øŒ$#ur !$tRy‰ö7tã z>q•ƒr& øŒÎ) 3“yŠ$tR ÿ¼çm­/u‘ ’ÎoTr& zÓÍ_¡¡tB ß`»sÜø‹¤±9$# 5=óÁãZÎ/ A>#x‹tãur
Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya Aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan (penyakit)".
Kebodohan juga merupakan senjata dan lahan subur bagi setan untuk memberi janji-janji kepada manusia:
öNèd߉Ïètƒ öNÍkŽÏiYyJãƒur ( $tBur ãNèd߉Ïètƒ ß`»sÜø‹¤±9$# žwÎ) #·‘ráäî
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS Al-Nisa' [4]: 120).
Manusia dituntut berjihad melawan segala macam rayuan setan. menyiapkan iklim dan lokasi yang sehat untuk menghalangi tersebarnya wabah dan virus yang diakibatkan olehnya. Selanjutnya yang akan terjangkiti penyakit hati adalah orang kafir dan munafik. Al-Quran dan Sunnah menjelaskan cara menghadapi mereka. Intinya dijelaskan oleh sabda Nabi Saw.,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah dicegahnya dengan tangannya, bila ia tidak mampu maka dengan lidahnya, dan bila tidak mampu maka dengan hatinya. (HR Muslim dari Abu Sa’id al-Khudriy)
[1] Maksudnya: membaca A'udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim.

[2] balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.

Tidak ada komentar: