Jumat, 05 Oktober 2007

IKHLAS

IKHLAS

Di tengah kemacetan, apa yang terlintas dalam benak Anda? Mungkin mengumpat, mungkin juga marah. Atau, menyalahkan pemerintah yang tak becus mengatur, karena menata orang di jalan raya saja tidak bisa. Sedikit yang mengakui, pengguna jalanlah yang punya andil dalam menciptakan kemacetan, mencegat kendaraan umum tidak di halte, menyerobot antrean, atau kenapa harus memakai mobil, padahal tujuannya hanya sejengkal?
Kalau kita tebangi pohon-pohon di hutan dan kita membuang sampah sembarangan ke kali, bukankah kita sendiri ikut menyebabkan terjadinya banjir? Kalaulah kita memberikan 'salam tempel' kepada polisi lalu lintas, bukankah kita sendiri ikut melestarikan budaya korupsi di negeri ini? Seringkali kita hanya menyalahkan keadaan atau mengemukakan masalah tanpa memberikan alternatif solusinya.
Ada satu cerita yang diambil dari Kisah Seribu Satu Malam seperti berikut. Di Negeri Baghdad sedang merebak suatu penyakit aneh yang menurut orang-orang pintar obatnya tiada lain adalah madu. Kebetulan, cairan kental yang sangat manis tersebut saat itu sedang sulit didapat. Maka, Sang Sultan memerintahkan agar semua penduduk Baghdad dapat menyumbangkan satu sendok madu yang harus dimasukkan sendiri ke dalam bejana yang telah dipersiapkan di tengah alun-alun kota.
Sampai pada saat diperkirakan bejana itu telah penuh, dan kemudian diperiksa. Ternyata isinya hanya ada kurang lebih lima sendok madu mengendap di dasar bejana, selebihnya isinya cuma air. Rupanya banyak penduduk Baghdad berpikir, ''Sementara orang lain menyumbangkan madu, bila saya sendiri menyumbangkan air pasti tidak akan banyak berpengaruh pada isi bejana.'' Karena hampir semua orang berpikiran seperti itu maka program Sang Sultan gagal dan penyakit aneh tersebut semakin merajalela.
Jadi, untuk mengubah dunia, untuk mengubah negeri kita, untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, harus mulai dari diri kita sendiri. Dan, harus melakukannya dengan ikhlas. Ikhlas adalah melakukan semua yang terbaik hanya untuk Allah. Segala perbuatan yang dilandasi niat karena Allah dan keikhlasan, pasti bernilai pahala, kendati hanya memungut sepotong paku di jalan. Amal ibadah kita pun, baik shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji kita, kalau tanpa dilandasi keikhlasan, semua itu tidak akan membawa dampak kebaikan.
Dalam sebuah hadisnya Rasulullah SAW bersabda, ''Sesuatu yang sangat aku khawatirkan menimpa umatku adalah bila mereka beramal tapi tidak ikhlas.'' Nau'udzubillahi min dzalik.

Tidak ada komentar: