Jumat, 26 Oktober 2007

PEMURTADAN DI BALIK AL-QIYADAH AL-ISLAMIYAH

PERMURTADAN DI BALIK AL-QIYADAH AL-ISLAMIYAH

Oleh : Abu Salma Mohammad Fachrurozi

Al-hamdulillah pada Ahad, 29 Juli 2007 saya dapat menghadiri tabligh akbar di Masjid Kampus UGM Yogyakarta, dengan tema Pemurtadan Di Balik Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Asy-Syariah ini menghadirkan pemateri Al Ustadz Abu Abdillah Luqman bin Muhammad Baabduh di samping itu dihadirkan pula saksi-saksi yang menjelaskan keberadaan kelompok/aliran sesat menyesatkan yang menganggap pemimpinnya adalah Rasul Baru yang bernama Al-Masih Al-Maw’ud.
Sekilas Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
Kelompok ini aliran baru yang muncul di Jakarta dan mulai perengahan 2006 tercium menyebarkan keyakinannya di kota gudeg Yogyakarta dengan obyek dakwah utama adalah para mahasiswa yang secara umum mereka adalah intelektual dalam dunia ilmu pengetahuan, biasa menggunakan akalnya dalam mengambil simpulan-simpulan.
Dari penjelasan para saksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Al-Qiyadah Al-Islamiyah memiliki ajaran-ajaran yang jauh menyimpang dari pokok-pokok Ajaran Islam, antara lain :
1. Mereka menghilangkan Rukun Islam yang telah dipegangi oleh seluruh Kaum Muslimin dan jelas-jelas bersumber dari hadits-hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh para ulama ahli hadits yang diterima oleh seluruh kaum muslimin dari kalangan ahlussunnah (Suni)
2. Mereka menganggap bahwa pimpinannya adalah Rasulullah yaitu bernama Al-Masih Al Maw’ud (Al Masih yang dijanjikan /dilahirkan)
3. Menghilangkan syariat shalat lima waktu dalam sehari semalam, dengan diganti shalat lail, mereka mengatakan bahwa dalam dunia yang kotor (belum menggunakan syariat Islam: penulis) seperti ini tidak layak kaum muslimin melakukan shalat lima waktu.
4. Menganggap orang yang tidak masuk kepada kelompoknya dan mengakui bahwa pemimpin mereka adalah Rasul adalah orang musyrik. Hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh seorang saksi yang anak kandungnya sampai saat ini setia dan mengikuti kajian-kajian kelompok ini. Anak kesayangannya tersebut tidak mau pulang ke rumah bersama kedua orang tua karena menganggap kedua orangtuanya musyrikin.
5. Dalam dakwah, mereka menerapkan istilah sittati ayyam (enam hari) yang mereka terjemahkan menjadi enam tahapan, yaitu :
1. Sirran (Diam-diam / Sembunyi-sembunyi / Bergerilya – penulis)
2. Jahran (Terang-terangan)
3. Hijrah
4. Qital
5. Futuh (Meniru Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam, membuka Mekah – Penulis)
6. Khilafah
Tampak dari enam tahapan ini mereka mencoba mengaplikasikan tahapan dakwah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam dalam berdakwah di jazirah Arab dahulu.
Bantahan terhadap kelompok ini.
Salah satu kelebihan Ahlussunnah dan para pengusungnya adalah kepedulian mereka terhadap penyimpangan-penyimpangan ajaran Islam yang lurus, mereka selalu tapil di garda depan menjelaskan kekeliruan-kekeliruan faham yang tersebar di kalangan kaum muslimin. Al hamdulillah dalam kesibukan yang menyita Al Ustadz Abu Abdillah Luqman bin Muhammad Baabduh menyempatkan diri hadir ke Yogyakarta untuk menjelaskan syubhat-syubhat murahan yang berusaha ditebarkan oleh Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
Dengan mengutip Ayat-ayat ayat al-Quran dan penjelasan para Ahli Tafsir dengan sabar Al-Ustadz membantah satu persatu keyakinan mereka, tidak lupa Beliau membacakan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan dan membantah keyakinan mereka. (Maaf karena sempitnya waktu kami tidak uraiakan penjelasan-penjelasan Ustadz Luqman pada kesempatan ini, semoga lain kali ada kesempatan bagi kami atau ikhwah lain yang lebih mumpuni dari saya ambil bagian ini)
Sungguh bagi kita atau siapa saja yang telah merasakan nikmatnya belajar Islam dengan pemahaman Salafush shalih sedikitpun syubhat mereka dengan Ijin Allah tidak akan membingungkan dan mengubah keyakinan akidah kita.
Tidak seperti mereka syubhat murahan seperti itu mampu menggoyahkan Iman dan Islam mereka sehingga dengan tegas dan gagah berani meninggalkan orangtuanya dengan menganggap orangtuanya adalah kafir/musyrik.
Pada kesempatan akhir pembicaraan al0Ustadz Luqman mengimbau kepada seluruh kaum muslimin dan seluruh lembaga-lembaga terkait untuk mengantisipasi dakwah mereka, karena dakwah mereka akan menjurus kepada ancaman pembunuhan/memerangi terhadap seluruh kaum muslimin yang tidak mengakui ajaran mereka. Hal semacam ini tentunya akan mengancam ketenteraman Kaum Muslimin dan mengancam Stabilitas Nasional.
Dijelaskan pula bahwa aliran ini berusaha menyatukan ajaran trinitas yang ada pada agama Nasrani, jadi ditengarahi bahwa aliran ini adalah pemurtadan atas nama Islam. Hal ini ditunjukkan oleh nama-nama mereka setelah masuk kelompok ini berubah semisal Emmanuel Fadhil atau semisalnya.
Mereka juga mengajarkan bahwa Tuhan Bapak adalah Rab, Yesus adalah Al-Malik, Ruhul Quddus adalah Ilah. Sungguh ini bukan ajaran Islam.
Semoga Allah mudahkan acara seperti ini di kota-kota lain sebagaimana yang diucapkan oleh al Ustadz Luqman.
Pelajaran Yang dapat diambil.
Bagi saya sendiri dengan petunjuk dari Allah melalui pengalaman perjalanan keagamaan saya, alhamdulillah saya sedikit dapat mencium model gerakan ini. Model gerakan ini Insya Allah bersumber dari pemikiran wajibnya tegaknya Khilafah/Syariat Islam. Mereka menganggap bahwa tujuan hidup ini adalah menjadikan syariat Islam/Hukum-hukum Islam harus tegak dimuka bumi, harus menggantikan hukum-hukum kafir yang sekarang sedang mendominasi di tubuh kaum muslimin. Dalam perkara ini Al-Qiyadah sebenarnya tidak berbeda dengan gerakan Islam yang lain seperti LDII, Jamaah Muslimin (Hizbullah), NII, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dll. Hanya saja kelompok-kelompok yang saya sebutkan dengan hidayah Allah mereka masih menggunakan Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam sehingga mereka masih melakukan peribadatan selayaknya kaum muslimin. Namun dalam tujuan pokok gerakan mereka adalah sama yaitu menegakkan khilafah dan syariat Islam dan mengajak seluruh kaum muslimin masuk kepada kelompoknya. Siapa yang masuk adalah Ikhwannya adapun kaum muslimin yang belum/tidak mau bukan bagian dari kelompoknya. Inilah Hizbiyyah, semoga Allah selamatkan kita dari hal semacam ini.
Yang paling mirip dengan mereka adalah aliran Isa Bugis, kesamaan pada kedua aliran ini adalah sama-sama menafsirkan al-Quran dengan akalnya pemimpinnya belaka dan meninggalkan Hadits-hadits rasulullah, sehingga mereka meninggalkan syariat-syariat Islam yang mulia sebagaimana rukun Islam.
Akhirnya saya mengatakan, bahwa bertujuan memwujudkan khilafah, menjalankan syariat Islam adalah tujuan mulia, namun tujuan mulia, niat ikhlas tidaklah cukup. Harus terus ditanamkan pada masing-masing diri kita bahwa kita ini bodoh, butuh bimbingan dari Rasulullah dalam memahami al-Quran, butuh penjelasan para ulama ahlussunnah dalam memahami hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Maka marilah terus kita belajar Islam, belajar Al-Quran dan Sunnah dengan pemahaman Salafush sholih agar kita tidak terjebak memahami al-Quran dengan nafsu dan ra’yu kita yang bodoh. Wallahu ta’ala a’lam.
Ibnu Katsir – rahimahullah -- pun mengemukakan pula, bahwa menafsirkan Al-Quran tanpa didasari sebagaimana yang berasal dari Rasulullah -- shallallahu’alaihi wasallam -- atau para Salafush Shaleh (para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) adalah haram. Telah disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas -- radliyallahu ‘anhuma -- dari Nabi -- shallallahu’alaihi wasallam --:

من قال في القرأن برأيه او بما لايعلم فليتبوأ مقعده من النار

“Barangsiapa yang berbicara (menafsirkan) tentang Al-Quran dengan pemikirannya tentang apa yang dia tidak memiliki pengetahuan, maka bersiaplah menyediakan tempat duduknya di Neraka.” (Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi, An Nasa’i dan Abu Daud, At Tirmidzi mengatakan : hadis hasan).
Al-Qiyadah Al-Islamiyyah sebagai sebuah gerakan dengan pemahaman keagamaan yang sesat, telah menerbitkan sebuah tulisan dengan judul “Tafsir wa Ta’wil”. Tulisan setebal 97 hal + vi disertai dengan satu halaman berisi ikrar yang menjadi pegangan jama’ah Al-Qiyadah Al-Islamiyyah.
Sebagai gerakan keagamaan yang menganut keyakinan datangnya seorang Rasul Allah yang bernama Al-Masih Al-Maw’ud pada masa sekarang ini, mereka melakukan berbagai bentuk penafsiran terhadap Al-Quran dengan tanpa kaedah-kaedah penafsiran yang dibenarkan berdasarkan syari’at, ayat-ayat Al-Quran dipelintir sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai dalil bagi pemahaman-pemahamannya yang sesat. Sebagai contoh, bagaimana mereka menafsirkan ayat:
فَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ أَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا

“Lalu Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami.” (QS al-Mu’minûn, [23]:27)
Maka, mereka katakan bahwa kapal adalah amtsal (permisalan, ed) dari qiyadah, yaitu sarana organisasi dakwah yang dikendalikan oleh Nuh sebagai nakoda. Ahli Nuh adalah orang-orang mukmin yang beserta beliau, sedangkan binatang ternak yang dimasukkan berpasang-pasangan adalah perumpamaan dari umat yang mengikuti beliau. Lautan yang dimaksud adalah bangsa Nuh yang musyrik itu….. (lihat tafsir wa ta’wil hal. 43).
Demikianlah upaya mereka mempermainkan Al-Quran guna kepentingan gerakan sesatnya. Sungguh, seandainya Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah -- shallallahu ‘alihi wasallam -- boleh ditafsirkan secara bebas oleh setiap orang, tanpa mengindahkan kaedah-kaedah penafsiran sebagaiman dipahami salaful ummah, maka akan jadi apa Islam yang mulia itu ditengah pemeluknya? Al-Qiyadah Al-Islamiyyah hanya sebuah sample dari sekian banyak aliran/paham yang melecehkan Al-Quran dengan cara melakukan interpretasi atau tafsir yang tidak menggunakan ketentuan yang selaras dengan pemahaman yang benar.
Buku Tafsir wa Ta’wil ini berusaha menyeret pembaca kepada pola pikir sesat melalui penafsiran ayat-ayat mutasyabihat menurut versi Al-Qiyadah Al-Islamiyyah sebagaimana diungkapkan pada hal. iii poin 4 : “Kegagalan orang-orang memahami Al-Quran adalah mengabaikan gaya bahasa Al-Quran yang menggunakan gaya bahasa alegoris. Bahasa simbol untuk menjelaskan suatu fenomena yang abstrak.”
Mutasyabihat dianggap sebagai majazi sebagaimana pada hal. 39 alenia terakhir.
Penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan dalam buku ini adalah sebagai berikut:
A. Secara garis besar ayat-ayat mutasyabihat (menurut versi mereka) ialah yang berbicara tentang Hari Kiamat dan Neraka dianggap simbol dari hancurnya struktur tentang penentang Nabi dan Rasul, dan pada masa Rasulullah hancurnya kekuasaan jahiliyyah Quraisy yang dihancurkan oleh Rasul dan para shahabatnya.
Lihat:
1. Tafsir Al-Haqqah:16;21
2. Tafsir ayat 6 dari surat Al-Ma’arij hal 30.
3. Tafsir ayat 17 dari surat Al-Muzammil hal. 62.
B. Pengelompokan manusia menjadi tiga golongan:
1. Ashabul A’raf adalah Assabiqunal awwalun.
2. Ashabul Yamin adalah golongan anshar.
3. Ashabul Syimal golongan oposisi yang menentang Rasul, lihat hal. 24.
C. Penafsiran Malaikat yang memikul ‘Arsy pada surat Al-Haqqah ayat 17 diartikan para ro’in atau mas’ul yang telah tersusun dalam tujuh tingkatan struktur serta kekuasaan massa yang ada d ibumi. Lihat hal. 24.
D. Penafsiran (man fis samâ’/siapakah yang ada di langit) dalam surat Al-Mulk ayat 16 diartikan benda-benda angkasa dan pada ayat 17 diartikan yang menguasai langit, menunjukkan bahwa mereka tidak tahu sifat ‘uluw/ketinggian Allah atau bahkan mereka mengingkarinya.
E. Penafsiran (As-Sâq/betis) pada surat Al-Qalam ayat 42, dengan dampak dari perasaan takut ketika menghadapi hukuman atau adzab, lihat hal 18, ini menunjukkan bahwa mereka tidak tahu bahwa Allah memiliki betis atau mengingkarinya.
F. Kapal Nuh adalah bahasa mutasyabihat dari Qiyadah yaitu sarana organisasi dakwah yang dikendalikan oleh Nuh sebagai nakoda ….lihat hal. 42 dan 43.
G. Mengingkari hakikat jin dan diartikan sebagai manusia jin yaitu jenis manusia yang hidupnya tertutup dari pergaulan manusia biasa, yaitu manusia yang mamiliki kemampuan berpikir dan berteknologi yang selalu menjadi pemimpin dalam masyarakat manusia. Golongan jin yang dimaksud pada surat Al-Jin adalah orang-orang Nasrani yang shaleh yang berasal dari utara Arab, lihat tafsir surat Al-Jin hal.16… dst. Dan raja Habsyi yang bernama Negus termasuk golongan manusia jin yang dimaksud dalam Al-Quran dalam surat Al-Jin, lihat hal. 52.
H. Mengingkari pengambilan persaksian dari anak-anak Adam di alam ruh atas rububiyah Allah yang merupakan penafsiran surat Al-A’raf ayat 173, lihat tafsir surat Al-Insan hal. 85.
I. Menyatakan bahwa penciptaan Adam dan Isa bin Maryam adalah unsur-unsur mineral menjadi kromosom yang kemudian diproses menjadi sperma, lihat hal. 85.
Dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan yang lainnya.
Selanjutnya melalui buletin ini kami mengimbau kepada seluruh kaum muslimin di mana saja berada untuk senantiasa waspada dan mewaspadai gerakan sesat ini yang menamakan dirinya dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, diantara ciri-ciri mereka ialah tidak menegakkan shalat lima waktu, berbicara agama dengan dengan menggunakan logika, mencampuradukan antara Islam dengan Kristen,… dll.

Tidak ada komentar: