Senin, 01 Oktober 2007

RUQYAH

Ruqyah

Kata ruqyah dalam bahasa Arab diartikan sebagai perlindungan. Ia diartikan juga sebagai mantra, yakni kalimat-kalimat yang dianggap bepotensi mendatangkan daya gaib atau susunan kata yang berunsur puisi yang dianggap mengandung kekuatan gaib. Mantra dibaca oleh yang memercayainya guna meminta bantuan kekuatan yang melebihi kakuatan natural, guna meraih manfaat atau menampik mudharat. Demikian yang termuat dalam kamus al-Munjid. Dalam kamus al-Mu'jam al- Wasith, kata raqa-ruqyat diartikan sebagai (memohonkan perlindungan) terhadap orang sakit yan diruqyah, misalnya dengan berucap, ''Dengan nama Allah saya meruqyahmu dan semoga Allah menyembuhkanmu.
Ulama berpendapat bahwa dalam Alquran terdapat satu kata yang seakar dengan kata ruqyah (mantra) yaitu dalam firman-Nya pada QS. Alqiyamah [75]: 27. ''Dan katakanlah (kepadanya): ''Siapakah yang dapat menyembuhkan?
Ayat tersebut berbicara tentang orang yang selama ini sangat durhaka dan mencintai kehidupan duniawi dan ketika nyawanya telah mendesak sehingga sampai ke kerongkongan, maka ketika itu gelisahlah semua yang mencintainya dan saat itu, menurut Allah, situasi yang sakit itu sudah sangat kritis. Dan dikatakanlah siapakah (yang dapat membacakan ruqyah dan berperan sebagai) penyembuh (yang mantap pengalaman dan pengetahuannya sehingga yang sedang dalam sakaratul maut ini dapat sembuh? Yakni, tidak ada seorangpun yang dapat).
Kata ruqyah tidak boleh dipahami dalam arti mantra sebagaimana dimaksudkan oleh mereka yang mempercayainya sebagai kalimat-kalimat yang memiliki kekuatan magis. Ia seharusnya diartikan sebagai salah satu sebab yang menyembuhkan atas izin Allah, ia bukan penyembuh. Ia hanyalah kalimat-kalimat yang diajarkan atau dibenarkan Nabi untuk diucapkan dalam rangka memohon kepada Allah dan bahwa pengaruhnya berpulang semata-mata kepada kehendak Allah, Yang Mahakuasa.
Kepercayaan yang demikian kuat di kalangan masyarakat yang ditemui Alquran menjadikan Allah dan Rasul-Nya menggunakan kata tersebut , tetapi dengan mengubah makna semantiknya sehingga sejalan dengan akidah Islam. Dengan demikian kata ruqyah telah diislamkan oleh Alquran melalui pengajaran Nabi Muhammad saw serta pengalaman beliau dan sahabat-sahabat beliau. Karena itu pula maka kita dapat berkata bahwa ada ruqyah yang dibenarkan agama dan ada pula yang ditolaknya.
Tidak dapat disangkal bahwa Alquran adalah syifa' (penyembuh atas izin Allah). Sekian banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang hal ini, bahkan ulama-ulama menyebut sekian banyak ayat yang mereka namai ayat asy-Syifa' dengan merujuk kepada kata-kata syifa' dan yang seakar dengannya. Ayat-ayat syifa antara lain terdapat dalam: QS At-Taubah: 14, QS Yunus 57, QS an-Nahl: 69, QS al-Isra: 82, QS asy-Syu'ara: 80, QS Fushshilat: 44.
Sufi besar, al-Hasan al-Bashri, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Sayyid Thanthawi (pimpinan tertinggi Al Azhar saat ini) dalam tafsirnya --dan berdasar riwayat Abu asy-Syaikh-- berkata, ''Allah menjadikan Alquran obat terhadap penyakit-penyakit hati dan tidak menjadikannya obat untuk penyakit jasmani.''
Manfaat ruqyah selama memenuhi syarat-syaratnya, dan ia diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Sekian banyak riwayat yang membuktikan bahwa Nabi saw melakukan ruqyah dalam arti memohonkan perlindungan kepada Allah untuk orang-orang tertentu dengan membaca kalimat-kalimat tertentu berupa ayat Alquran atau selainnya. Misalnya, dengan al-Mu'awwadzatain (Qul A'udzu bi Rabbi al-Falaq dan Qul A'udzu bi Rabbi an Nas).
Imam Muslim meriwayatkan bahwa sahabat Nabi saw 'Auf bin Malik berkata: ''Pada masa jahiliyah kami melakukan ruqyah, maka kami bertanya kepada Nabi saw; 'Bagaimana petunjukmu tentang hal itu' Maka beliau menjawab: 'Beritahulah aku tentang ruqyah-ruqyah kamu. Tidak mengapa ruqyah selama tidak mengandung syirik' (HR Muslim melalui 'Auf bin Malik r.a.)
Para ulama berkesimpulan bahwa ruqyah yang dibenarkan pertama, yang berupa ayat-ayat Alquran atau yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Kedua, yang melakukan ruqyah hendaknya seorang yang baik keberagamaannya, tulus dalam melakukan, dan percaya sepenuhnya bahwa penyembuhan yang terjadi semata-mata atas izin dan restu Allah SWT. dam/ disarikan dari buku Wawasan Alquran tentang Zikir dan Doa, M Quraish Shihab, Lentera Hati-Pusat Studi Al-Quran.

Tidak ada komentar: