Senin, 01 Oktober 2007

EMPATI

EMPATI

Anak yang bernama Keshia(kelas 5) ini datang ke ruanganku dengan keluhan mual, aku suruh dia rest sambil aku observ. Tak berapa lama dia muntah, 10 menit kemudian dia kembali muntah. Tak pikir panjang aku call her mom dan aku urus semua hal untuk bisa ngirim dia pulang.
And saat semua done dan dia mulai tenang, sekitar 15 menit kemudian *jam menunjukkan 9am-waktunya break1* pintu ruanganku di ketok dari luar. Saat aku buka, tampak sekitar 10 anak yang aku tau teman dari Keshia bilang mau menengok. Aku ijinkan dengan catatan satu persatu masuk, dan gak lebih dari 3 menit d dalam. Mereka setuju.
Di mulailah giliran pertama. Sebut saja namanya A, dia masuk, peluk sebentar, senyum2 sebentar dan say bye ( gak lebih dari 1 menit - dan gak bilang apa2 ). Berikutnya dan berikutnya juga begitu. Aku yang melihat pemandangan itu dari balik layar kompieku senyum2 sendiri. Ternyata mereka sedang melaksanakan hukum apa yang paling mutlak bagi pertemanan, yaitu empati.
Empati adalah kemampuan diri kita untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang di hadapi oleh orang lain ( sumber dari kamus bahasa indon ). Bentuk dari empati ini sangat banyak, biasanya yang paling terlihat jelas adalah dalam hubungan persahabatan. Bila teman satu sakit, yang lain akan ikut sedih. Contoh kongkrit lagi saat Jogja di landa bencana. Ada banyak bentuk2 Empati yang berdatangan. Mulai dari bantuan langsung, ataupun hanya sekedar tenaga dan bahu*holoh* untuk tumpangan air mata.
Sangat susah mendidik rasa empati pada anak. Walaupun mereka sudah mempunyai feel itu sejak bayi tapi untuk mengasahnya di perlukan kerja keras. Lingkungan juga tak kalah pentingnya. Tapi karena anak adalah - lagi2 copycat sejati- maka sebenarnya kita sebagai orangtua di permudah untuk bisa membantu menumbuhkan rasa empati pada mereka. Kita hanya perlu berlaku lebih baik lagi saat teman2 kita kesusahan, atau saat teman2 anak kita kesusahan, dengan mengunjunginya atau hanya dengan menanyakan kabarnya saat lama tidak bersua di taman bermain. Dengan demikian, kitapun mengajarkan pada anak kita bagaimana berlaku "manis" dan juga bersikap empati pada temannya.
So, starting now akupun harus lebih care sama teman2ku…yang hanya kalau aku butuh saja aku akan sempatkan menelepon mereka. Karena saat aku mau anakku tumbuh menjadi orang yang lebih baik, manis dalam tingkah laku dan berempati, maka akupun harus mencontohkannya dengan hal yang sama. Yup, semoga aku bisa!!!

Tidak ada komentar: